IndonesiaEnglish mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032
IndonesiaEnglish mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032

Energi Terbarukan: Menyelamatkan Lingkungan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.
adisur@eng.ui.ac.id

Educational Background
1986 – Mechanical Engineering, Universitas Indonesia
1997 – Mechanical Enginering Universitas Teknologi Malaysia
2000 – Mechanical Enginering Universitas Teknologi Malaysia

Cadangan minyak dunia dengan cepat habis, dan, pada saat yang sama, masalah lingkungan meningkat karena pembakaran bahan bakar fosil. Dunia membutuhkan sumber energi terbarukan sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Maka, muncullah ide penelitian tentang pembangkit listrik melalui Teknologi Gasifikasi Biomassa, Waste to Energy, dan Wind Turbine.

Gasifikasi Biomassa

Gasifikasi biomassa adalah proses penguraian biomassa menjadi gas yang mudah terbakar, gas yang tidak mudah terbakar, dan partikel lain seperti abu dan/atau tar. Salah satu penelitian tentang pengadaan sumber energi listrik alternatif adalah penggunaan bahan bakar biomassa atau limbah padat pertanian yang sebagian besar melimpah di Indonesia. Ini bisa menjadi sumber energi alternatif yang sangat potensial. Panas yang dihasilkan optimal dan tingkat polusi rendah. Ramah lingkungan bagi masyarakat pesisir untuk memanfaatkan biowaste seperti sekam padi dan kayu sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik.

Proses gasifikasi mengurangi polusi udara pembakaran limbah yang tidak langsung dibuang ke lingkungan; Namun, itu dibuang melalui proses pembersihan. Prof Adi berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan sumber energi biomassa terbarukan di Indonesia. Saat ini sedang dikembangkan mobile biomassa gasification dalam skala mikro (10 kW) bekerjasama dengan beberapa mitra industri seperti PT Melu Bangun Wiweka. Selanjutnya akan diproduksi (dalam standar industri dan lingkungan) untuk dikomersialkan dengan tingkat kesiapan teknologi (TKT) yang ditargetkan pada level 7.

Energi dari limbah

Waste to Energy adalah teknologi yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi energi yang berfokus pada pemanfaatan sampah kota. Sampah perkotaan merupakan masalah utama di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta. Ada dua studi utama tentang topik ini yaitu perlakuan bahan baku dan hidrotermal menjadi karbonisasi (HTC). Pengolahan bahan baku bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah limbah dengan perlakuan pelletizing dengan bentuk, komposisi, dan tekanan die tertentu untuk menghasilkan pellet limbah yang berkualitas.

Di sisi lain, HTC adalah proses mengubah sampah kota non-logam dan non-kaca menjadi biochar yang dapat digunakan sebagai bahan bakar padat terbarukan. HTC dapat menangani hampir semua jenis sampah di TPA, sehingga secara efektif mengubah sampah kota.

Tenaga Angin

Penelitian tentang potensi energi Kincir Angin sebagai sumber energi baru terbarukan di kawasan ekowisata Kampung Bungin, kawasan pesisir di Kabupaten Bekasi yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan sedang dilakukan. Pembangunan kincir angin tersebut merupakan bagian dari program Problem Based Community Engagement Grants (CEGs) atau Program Pengabdian Masyarakat UI.

Sistem pembangkit listrik tenaga angin tersebut memiliki kapasitas 500 Watt. Kincir Angin memiliki menara setinggi 9 meter yang dibagi menjadi 6 bagian untuk memudahkan mobilisasi dan menggunakan fondasi yang kokoh. Sistem pembangkit tersebut akan mulai menghasilkan listrik pada kecepatan 3 m/s (Kecepatan Cut-in) dan akan berhenti menghasilkan listrik untuk keamanan sistem pada kecepatan 12-m/s. Genset yang digunakan adalah jenis Synchronous Permanent Magnet Generator (SPMG) berkapasitas 500 Watt dengan 3 Phase 24VAC. Saat ini, 3 sistem kincir angin skala mikro telah terpasang dan didukung dengan sel surya hibrida dengan total kapasitas 3,3 kW.

Untuk sistem pemeliharaan dan pemeliharaan turbin angin, digunakan jenis Pemeliharaan Pencegahan. Semua komponen Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin diperiksa setiap bulan, dan pemeliharaan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Untuk membangun warga yang mandiri, Universitas Indonesia juga memfasilitasi pelatihan teknis atau SOP pemeliharaan pembangkit mulai dari perawatan dan pengoperasian kincir angin, pengoperasian, dan perawatan, termasuk pelatihan pengoperasian dan pengecekan kelistrikan, perawatan komponen (menara, pondasi, turbin , generator, sistem kelistrikan) untuk memahami arah angin dan pengukuran kecepatan angin. Universitas Indonesia berharap program ketenagalistrikan dari sumber energi baru terbarukan terus berkelanjutan di masa mendatang.

Quotes:

“Inovasi ini merupakan perwujudan pengabdian kami untuk meningkatkan kemandirian energi daerah, meningkatkan perekonomian warga, dan membuka mata berbagai kalangan untuk menyelamatkan lingkungan sekitar pesisir.”

– Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.-