hadi@eng.ui.ac.id
1982 – Mechanical Engineering, Universitas Indonesia
2010 – Mechanical Engineering, Universitas Indonesia
Kapal pelat baja ini digagas untuk meningkatkan kelangsungan hidup nelayan tradisional di Indonesia. Kapal ini kuat, murah, dan mudah dirawat. Berkat “kapal rakyat”, transportasi ke daerah terpencil menjadi lebih mudah, pulau-pulau akan lebih terhubung, dan pembangunan infrastruktur di pulau-pulau lain dapat dipercepat.
Dengan sumber daya alam yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia. Namun aksesibilitas antar pulau masih terkendala dan berdampak negatif terhadap tingginya harga komoditas, sehingga membuat nelayan berjuang untuk kesejahteraannya. Moda transportasi yang tepat merupakan kunci pembuka akses pembangunan ekonomi dan wilayah.
https://www.youtube.com/watch?v=CMUyQN6u4mM
Berangkat dari keprihatinan mendalam terhadap nelayan tradisional, Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia membangun kapal baru yang inovatif untuk memfasilitasi pekerjaan nelayan tradisional yang berdampak positif pada pekerjaan mereka pada pertumbuhan ekonomi daerah pesisir terpencil. Kapal ini dikembangkan selama lima tahun dan akan segera siap melayani perekonomian Indonesia di masa depan.
Kapal berbahan pelat baja dengan desain lambung datar ini merupakan inovasi yang ditujukan untuk melayani nelayan tradisional Indonesia. Disebut pelat karena lambungnya dibangun tanpa membungkuk seperti kapal lainnya. Kapal Flat Hull dibuat dengan model semi trimaran, mampu bergerak dengan cepat, memiliki stabilitas yang baik, dapat mengangkat beban berat, dan cocok untuk diterapkan di sektor maritim. Meski desain kapal dibuat sederhana, bahan bajanya lebih kuat dari kayu dan serat. Pasokan kayu terbatas, sehingga harganya relatif tinggi. Akibatnya, jika terjadi kerusakan pada kapal kayu, maka biaya perbaikannya akan mahal. Sehingga akan semakin membebani perekonomian nelayan tradisional tersebut.
Salah satu keunggulan kapal pelat datar ini adalah konstruksinya yang sederhana membuat proses konstruksi menjadi lebih singkat. Oleh karena itu, biaya produksi lebih rendah daripada kapal kayu atau fiber. Apalagi kapal ini kokoh, lebih stabil terhadap ombak, dan tahan lama. Kapal dapat didaur ulang dan ramah lingkungan. Sejak kapal pertama kali dibuat, kapal ini dirancang agar mudah ditangani dan dirawat oleh nelayan tradisional. Serangkaian uji coba kapal plat datar telah dilakukan, dan mendapat apresiasi dari para nelayan. Saat berlayar di Teluk Bintuni dan Papua Barat, Kapal Flat terbukti tangguh menghadapi ombak besar.