gunawan_kapal@eng.ui.ac.id
2010 – Naval Architecture and Marine Engineering, Universitas Indonesia
2012 – Naval Architecture and Marine Engineering, Universitas Indonesia
2019 – Naval Architecture and Ocean Engineering, Hiroshima University, Japan
Ketika diaplikasikan dalam produksi massal, prinsip modular akan menjadi sangat bermanfaat karena hemat waktu dan kemampuan menghasilkan produk yang serupa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistem perpipaan dalam pembuatan kapal. Sistem kerja pembuatan kapal saat ini masih membutuhkan waktu yang sangat lama. Dengan menggunakan sistem modularisasi, kami berharap dapat menghemat biaya dan waktu dalam produksi kapal dalam pengerjaan, desain, dan proses konstruksi.
Dalam bidang manufaktur kapal, optimasi telah menjadi fokus baru studi rekayasa kapal layar di banyak negara maju seperti Hiroshima, Jepang. Dalam membangun sebuah kapal layar, kita harus memperhatikan biaya yang paling mahal seperti ruang mesin. Sedangkan, bagian-bagian lain yang tersisa di ruang kargo dan sebagainya hanya menyumbang kurang dari 50% dari biaya. Bahkan, mereka hanya menyumbang 5-10% dari biaya seluruh badan kapal. Optimalisasi dimaksudkan sebagai upaya untuk menekan berbagai biaya mulai dari tahap desain produk hingga tahap pengembangan produk tanpa mengurangi kualitas kapal. Untuk mencapainya, kami menggunakan metodologi sistem perpipaan, seperti ruang mesin yang memiliki sistem pemasangan perpipaan yang rumit karena berbagai ukuran pipa.
Dasar yang kami gunakan adalah modularisasi sehingga kami tidak perlu mendesain suku cadang dari awal. Ide ini terinspirasi oleh sebuah pabrik otomotif di mana mereka menggunakan prinsip modularisasi yang terdiri dari module library. Oleh karena itu, jika produk baru ingin dibuat, cukup dilakukan dengan mengatur kombinasi modul.
Dengan metode ini, industri otomotif dapat mempersingkat durasi produksi mobil hingga beberapa bulan. Metode modularisasi yang digunakan dengan mengelompokkan komponen-komponen yang digunakan dalam membangun ruang mesin dibagi menjadi bagian umum (komponen wajib) dan bagian opsional (komponen opsional), yang keduanya diproses menjadi satu unit modul.
Belajar dari keberhasilan ini, kami menerapkan teknik yang sama ketika membangun ruang mesin kapal layar. Kami membuat sistem pemasangan pipa lebih mudah karena dirancang berdasarkan sistem modul. Penerapannya akan diuji di kapal komersial dan komersial berkapasitas besar seperti kapal tanker, kapal pengangkut batubara, dan pengangkut tepung.
Salah satu keuntungan dari modularisasi adalah memungkinkan untuk membangun lambung kapal, ruangan, dan sistem secara bersamaan. Metode modularisasi membutuhkan kontrol kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, ketika membangun sistem di ruang mesin, kita harus memastikan bahwa semua modula harus tepat, presisi, dan sesuai dengan margin kesalahan yang sangat rendah. Tanpa desain serupa, bahkan jika ada kapal layar identik yang akan dibangun, para desainer masih harus mulai membuat setiap desain dari awal yang menimbulkan risiko margin of error tinggi yang dapat mengakibatkan pengeluaran dan biaya yang lebih signifikan.
Pengembangan sistem modul terkomputerisasi telah secara dramatis membantu pabrikan dengan efisiensi waktu dan penghematan biaya dalam pembuatan kapal layar. Program komputerisasi dibuat untuk membantu pengguna membuat modul lebih cepat dan lebih optimal. Dengan algoritma genetik, pengguna hanya perlu meng-input software yang ada dengan berapa banyak komponen yang akan dipasang di ruang mesin dengan koneksi-koneksinya. Komponen utama, pilihan, dan tata letak akan dihitung dengan komputer. Inovasi lain yang sedang berlangsung adalah pengaturan rute pipa dengan program Pipe Routing Optimization baru berdasarkan algoritma pencarian terpendek/terendah.
