IndonesiaEnglish mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032
IndonesiaEnglish mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032

Ir. Achmad Riadi S.T., M.Eng., Ph.D., IPM

Ir. Achmad Riadi S.T., M.Eng., Ph.D., IPM

achmadriadi@ui.ac.id 

2004 – (S.T.) Naval Architecture, Universitas Hasanuddin

2010 – (M.Eng.) Maritime Technology and Logistics, Tokyo University of Marine Science and Technology, Japan

2013 – (Ph.D.) Logistics Engineering, Tokyo University of Marine Science and Technology, Japan

2023 – (Ir.) Professional Engineering Program, Universitas Indonesia.

Transportasi laut membutuhkan sistem pendukung keputusan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar lebih kompetitif dalam mencapai tujuan keberhasilan layanan transportasi dan logistik dengan menerapkan prinsip 7R.

Ir. Achmad Riadi S.T., M.Eng., Ph.D., IPM


Profile

Transportasi Laut dan Logistik

Program Studi Teknik Perkapalan berfokus pada pendidikan dan pengembangan maritim di bidang Arsitektur Perkapalan, Teknik Kelautan, dan Transportasi Laut, sebagaimana tercantum dalam profil lulusan program studi. Masing-masing bidang memiliki fokus kompetensi yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri khususnya di bidang industri maritim dan transportasi laut.

Transportasi Laut

Transportasi laut didefinisikan sebagai pergerakan barang dan penumpang antara dua atau lebih pelabuhan melalui jalur laut. Ada empat elemen penting dalam sistem transportasi laut: armada, pelabuhan, transportasi multimoda, dan jaringan transportasi laut. Armada kapal tidak hanya terkait dengan bagaimana desain atau desain fisik bangunan/konstruksi kapal, tetapi juga terkait dengan perencanaan armada, yaitu bagaimana merencanakan kapasitas kapal, rute operasional, kecepatan operasi, rencana armada dan rencana penyebaran armada. Selain armada, elemen terpenting dalam sistem transportasi laut adalah pelabuhan. Untuk mendukung sistem transportasi laut yang baik, pelabuhan harus efisien dalam memberikan pelayanan kepelabuhanan, meliputi pelayanan navigasi pelabuhan, pelayanan penanganan kargo, pelayanan transit dan penyimpanan kargo, serta transportasi penunjang (hinterland transport).

Logistik Maritim

Panayides pertama kali menetapkan istilah logistik maritim pada tahun 2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Maritime Logistics and Global Supply Chains: Towards a Research Agenda”. Logistik maritim mempertimbangkan ruang lingkup dan karakteristik dari dua bidang yang membentuknya, yaitu transportasi laut dan logistik. Konvergensi antara transportasi laut dan logistik terkait dengan keterpaduan fisik moda transportasi atau biasa disebut transportasi antarmoda, hal ini identik dengan peti kemas yang terus mengedepankan peningkatan permintaan dari pelanggan yang menggunakan jasa transportasi laut yang membutuhkan penerapan konsep logistik dan pencapaian tujuan. tujuan logistik. Seiring perkembangan zaman, ilmu perhubungan laut dan logistik maritim berkembang pesat. Dulu, kebutuhan transportasi barang dan orang cukup sederhana, dan yang terpenting adalah sampai ke tujuan. Kita sekarang hidup di era pengiriman serba cepat; dengan demikian, kecepatan dan akurasi diperlukan sistem transportasi yang baik dan efisien. Keberhasilan layanan transportasi dan logistik didasarkan pada prinsip 7R: tepat produk, tepat tempat, tepat harga, tepat pelanggan, tepat kondisi, tepat waktu, dan tepat jumlah.

Sistem Dinamika Terkait Pelabuhan dan Kapal

Pemodelan sistem dinamika telah digunakan untuk mempelajari dan mengontrol sistem transportasi laut yang kompleks; kedua konsep tersebut terkait dengan pelabuhan dan armada kapal. Sistem dinamis dalam transportasi laut terbentuk berdasarkan adanya hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi antara satu struktur dengan struktur lainnya baik secara langsung maupun sebagai akibat dari hubungan yang terjadi pada sejumlah struktur yang membentuk hubungan umpan balik (causal loop). Misalnya, jumlah dan kapasitas quay crane di dermaga pelabuhan akan mempengaruhi kecepatan bongkar muat yang kemudian akan mempengaruhi waktu tunggu kapal dan total panggilan kapal, sedangkan waktu tunggu kapal sebagai indikator kinerja pelabuhan akan menjadi dasar untuk meninjau jumlah dan kapasitas quay crane yang ada. Dengan demikian, sistem pendukung keputusan dapat dikembangkan dalam upaya mencapai sistem transportasi laut yang efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip-prinsip 7R.

Permintaan Jasa Angkutan Laut

Dalam merencanakan armada kapal diperlukan analisis on demand untuk jasa angkutan laut. Dengan analisis permintaan yang tepat dan akurat, dapat diperoleh keputusan alokasi armada yang sesuai dan optimal (pasokan memenuhi permintaan). Analisis on-demand untuk jasa transportasi laut menggunakan pendekatan Artificial Intelligence (Al) terus dikembangkan dengan tujuan untuk mendapatkan akurasi permintaan data yang sifatnya tetap, siklis, sporadis, atau musiman. Aplikasi Fuzzy Systems dan Neural Network Forecasting telah digunakan dan terus dikembangkan untuk menganalisis permintaan layanan transportasi laut.


Back to top