koestoer@eng.ui.ac.id
1978 – Mechanical Engineering, Universitas Indonesia
1981 – Mechanical Engineering, Ecole Nationale Superieure de Mecanique et Auronotique (ENSMA), Poiters, France
1985 – Mechanical Engineering, Universite De Paris XII, France
Saya akan senang sekali jika banyak yang ingin meniru program ini karena semakin banyak inkubator yang dikembangkan, semakin banyak bayi terselamatkan.
Setelah berhasil memperbaiki inkubator bayi agar berfungsi kembali dengan baik, Profesor Raldi telah menginisiasi program peminjaman inkubator secara gratis sejak tahun 2012 yang masih terus berkembang hingga saat ini. Semangatnya untuk menyelamatkan bayi yang membutuhkan di Indonesia telah menginspirasi banyak orang di Indonesia untuk mengambil tindakan dan mendukung program Inkubator Gratis untuk bayi.
https://www.youtube.com/watch?v=KWVhg7z8ij0
Inkubator Grashof adalah inkubator dengan pemasangan sederhana untuk bayi prematur dan memiliki biaya produksi terjangkau. Inkubator ini dipinjamkan secara gratis kepada ibu dari keluarga kurang mampu yang membutuhkan perawatan intensif untuk bayi prematurnya. Inkubator-inkubator tersebut, yang telah membantu ribuan bayi, didistribusikan ke berbagai lembaga sukarelawan di banyak kota dan kabupaten di Indonesia dengan prinsip kerja sama untuk membantu setiap bayi prematur yang membutuhkan.
Sejumlah 99% dari komponen inkubator hasil penelitian inovatif ini adalah komponen lokal. Inkubator ini diproduksi melalui kemitraan dengan UMKM, mulai dari desain dan material hingga kontrol kualitas. Biaya produksinya ekonomis: pada 2019, satu unit inkubator akan menelan biaya Rp4.000.000. Beratnya 13 kg, sangat kompak, dan mudah dalam mobilisasi. Unit ini juga sangat mudah diakses. Jika ada yang membutuhkan, cukup kirimkan SMS ke 085659312070. Tim Inkubator UI akan segera menjelaskan dan menginstruksikan calon peminjam mengenai langkah prosedur selanjutnya. Inkubator ini hanya membutuhkan daya listrik maksimal 50 Watt yang sangat irit dan sesuai dengan daya listrik rumah tangga yang membutuhkan, biasanya hanya sebesar 450 Watt. Program ini sangat memperhatikan kesehatan bayi selama berada di inkubator dengan adanya timbangan bayi dan termometer digital yang disertakan untuk memantau perkembangan kesehatan bayi.
Seluruh hal ini dimulai dengan penelitian yang kemudian dikembangkan menjadi sociotechnopreneurship. Akhirnya, informasi tentang program ini dengan cepat disebarluaskan dari mulut ke mulut. Saat ini, media sosial memiliki peran penting dalam mempromosikan program peminjaman inkubator gratis ini agar masyarakat mengetahuinya dengan baik. Program peminjaman inkubator gratis yang didedikasikan untuk masyarakat Indonesia ini semakin diperkuat oleh agen-agen relawan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk mendukung bayi yang membutuhkan, teknologi inkubator ini tidak dipatenkan sehingga memudahkan pihak lain yang tertarik untuk meniru dan mengembangkan gerakan kemanusiaan berbasis teknologi ini.