iden mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032
iden mech@eng.ui.ac.id +62 21 7270032

Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.

Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.

adisur@eng.ui.ac.id

1936   – Mechanical Engineering, Universitas Indonesia

1997   – Mechanical Engineering, Universitas Teknologi Malaysia

2000  – Mechanical Engineering, Universitas Teknologi Malaysia

Inovasi ini kami wujudkan sebagai pengabdian kami untuk meningkatkan kemandirian energi daerah, meningkatkan perekonomian warga, dan membuka mata berbagai kalangan untuk menyelamatkan lingkungan sekitar pesisir.

Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.


Profile

Sumber minyak dunia mulai habis dengan cepat dan pada saat yang sama, masalah lingkungan meningkat karena pembakaran bahan bakar fosil. Dunia membutuhkan sumber energi terbarukan sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Dengan demikian, muncul ide penelitian tentang pembangkit listrik melalui Teknologi Gasifikasi Biomassa, Limbah menjadi Energi, dan Turbin Angin.

https://www.youtube.com/watch?v=c6MHL94WZY0&t=77s

Gasifikasi Biomassa

Proses gasifikasi mengurangi polusi udara. Limbah pembakaran tidak langsung dibuang ke lingkungan melainkan melalui melalui proses pembersihan terlebih dahulu. Prof Adi berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan sumber energi biomassa terbarukan di Indonesia. Saat ini, gasifikasi biomassa bergerak sedang dikembangkan di atas skala mikro (10 kW) bekerjasama dengan beberapa mitra industri seperti PT Melu Bangun Wiweka. Selanjutnya, produksi akan dilakukan sesuai standar industri dan lingkungan untuk dikomersialkan dengan tingkat kesiapan teknologi (TKT) yang ditargetkan pada level 7.

Gasifikasi biomassa adalah proses penguraian biomassa menjadi gas yang mudah terbakar, gas yang tidak dapat terbakar, dan partikel lain seperti abu atau tar. Salah satu penelitian tentang pengadaan sumber energi listrik alternatif adalah penggunaan bahan bakar biomassa atau limbah padat pertanian yang melimpah di Indonesia. Bahan bakar biomassa bisa menjadi sumber energi alternatif yang potensial. Panas yang dihasilkan optimal dan memiliki tingkat polusi rendah. Bagi masyarakat pesisir, memanfaatkan biowaste seperti sekam padi dan kayu sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik merupakan solusi ramah lingkungan.

 

Waste to Energy

Waste to Energy adalah teknologi yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi energi yang berfokus pada pemanfaatan sampah kota. Sampah perkotaan merupakan masalah yang cukup signifikan di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta. Ada dua studi utama tentang topik ini: pengolahan bahan baku dan hidrotermal menjadi karbonisasi (hydrothermal to carbonization, HTC). Pengolahan bahan baku bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah limbah dengan perlakuan pelletizing dengan bentuk, komposisi, dan tekanan cetakan tertentu untuk menghasilkan pellet limbah yang berkualitas.

Di sisi lain, HTC adalah proses mengubah sampah perkotaan non-logam dan non-kaca menjadi bio-arang yang dapat digunakan sebagai bahan bakar padat terbarukan. HTC dapat menangani hampir semua jenis sampah di TPA, sehingga secara efektif mentransformasi sampah perkotaan.

Tenaga angin

Kampung Bungin

Penelitian tentang potensi energi Kincir Angin sebagai sumber energi terbarukan dilakukan di kawasan ekowisata Kampung Bungin, kawasan pesisir di Kabupaten Bekasi yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan. Pembangunan kincir angin tersebut merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat UI.

Sistem pembangkit listrik tenaga angin tersebut berkapasitas 500 Watt. Kincir Angin memiliki menara setinggi 9 meter yang dibagi menjadi enam bagian untuk memfasilitasi mobilisasi dan penggunaan fondasi yang kokoh. Sistem pembangkit tersebut akan mulai menghasilkan listrik pada kecepatan 3 m/s (cut-in speed) dan berhenti menghasilkan listrik untuk keselamatan sistem pada kecepatan 12 m/s. Genset yang digunakan adalah jenis Synchronous Permanent Magnet Generator (SPMG) dengan kapasitas 500 Watt pada 24VAC 3-Phase. Saat ini, tiga sistem kincir angin skala mikro telah terpasang, dan didukung dengan sel surya hibrida dengan total kapasitas 3,3 kW.

Untuk keperluan sistem pemeliharaan dan pemeliharaan turbin angin, digunakan jenis pemeliharaan preventif. Semua komponen sistem pembangkit listrik tenaga angin diperiksa setiap bulan, dan pemeliharaan dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Untuk membangun warga negara yang mandiri, Universitas Indonesia juga memfasilitasi pelatihan teknis atau SOP perawatan pembangkit mulai dari perawatan dan pengoperasian turbin angin, pengoperasian dan perawatan, termasuk pelatihan pengoperasian dan pengecekan kelistrikan, perawatan komponen (menara, pondasi, turbin, genset, sistem kelistrikan) hingga memahami arah angin dan pengukuran kecepatan angin. Universitas Indonesia berharap program ketenagalistrikan dari sumber energi baru terbarukan terus berkelanjutan di masa mendatang.


Back to top